Slawi – Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Tegal pada Rabu (24/07/2024) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pendopo Amangkurat. Acara ini dilaksanakan secara hybrid, menggabungkan metode klasikal dengan virtual melalui Zoom dan live streaming YouTube.
 
Workshop dibuka oleh Plt Asisten Administrasi Umum, M. Budi Eko Setiawan. Dalam sambutannya, Budi Eko menekankan pentingnya pengembangan kompetensi bagi ASN untuk meningkatkan kualitas kinerja dan profesionalisme.
 
"Kompetensi ASN harus selalu diperbarui dan ditingkatkan agar mampu menjawab tantangan dan tuntutan zaman yang semakin kompleks," ujarnya.
 
Lebih lanjut, Budi Eko menjelaskan bahwa workshop ini merupakan langkah strategis untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi ASN secara komprehensif dan terarah.
 
"Melalui workshop ini, diharapkan dapat dirumuskan kebutuhan pengembangan kompetensi ASN yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta kebutuhan organisasi," tambahnya.
 
Ia juga berharap seluruh peserta mengikuti workshop dengan sungguh-sungguh agar menghasilkan rumusan kebutuhan pengembangan kompetensi ASN yang berkualitas dan berorientasi pada peningkatan kinerja dan profesionalisme.
 
"Pastikan seluruh pegawai memiliki kompetensi dan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Lakukan pembinaan, pelatihan, pengembangan diri, dan rotasi jabatan agar mereka dapat mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan pekerjaan," pungkas Budi Eko.
 
Kepala BKPSDM Kabupaten Tegal, Mujahidin, melaporkan bahwa workshop diikuti oleh perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan unit kerja terkecil seperti puskesmas, SMP Negeri, dan KWK Dinas Pendidikan. Acara dipandu oleh Kepala Bidang PSDM, Agus Triono, dengan narasumber Arif Rahman dari BPSDMD Provinsi Jawa Tengah.
 
Dalam paparannya, Arif Rahman menjelaskan empat cara penyusunan kebutuhan pengembangan kompetensi ASN, yaitu melalui asesmen center, asesmen mandiri, penilaian 360 derajat, dan metode dialog atasan.
 
"Cara yang paling mudah dan tidak membutuhkan anggaran adalah asesmen mandiri," kata Arif.
 
Selama workshop, Arif juga memberikan penjelasan detail mengenai tata cara pengisian asesmen mandiri, sehingga peserta dapat memahami dan menerapkan metode tersebut dengan baik di lingkungan kerja masing-masing.
 
Dengan berlangsungnya workshop ini, diharapkan dapat terwujud rumusan kebutuhan pengembangan kompetensi ASN yang tepat dan efektif, demi meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Tegal.